Gunung Slamet, Atap Megah Jawa Tengah



Gunung Slamet merupakan salah satu gunung yang popular dikunjungi para pendaki. Ketinggian puncak yang mencapai 3428 Mdpl menjadi daya tarik para pendaki untuk mencicipi jalur dan medan tempuhnya.

Secara Administrasi, Gunung Slamet berada dalam wilayah Jawa Tengah tepatnya di perbatasan kabupaten Brebes, Banyumas, Purbalingga, Tegal dan Pemalang. Ada tiga jalur yang dapat dilewati yaitu melalui jalur Bambangan, Kali Wadas dan Batu Raden. 

Kali ini yang dibahas adalah melalui jalur Bambangan (maklum, baru itu doang yang dicoba..heheh). Jalur Bambangan merupakan jalur favorit para pendaki gunung ini karena katanya sih paling pendek jarak tempuhnya, tapi tetep aja CAPEK..hihihi

Untuk menuju basecamp pendakian di Bambangan (1279 Mdpl) ini cukup naik bus dari terminal Purwokerto kearah Bobotsari dan turun di pertigaan Serayu dengan tarif +/- Rp.10.000,- dan jarak tempuh +/- 1 jam. Bagi yang naik busnya keterusan sampai ke Bobotsari, tinggal naik kearah Purwokerto aja dengan tarif Rp.1.500,- kata sopir minibus yang diintrogasi kemarin. Dari pertigaan ini jalur akan menanjak dan panjang yang bisa ditempuh menggunakan mobil-mobil carry yang sudah disediakan dengan tarif pada saat itu Rp.20.000,- sampai Rp.25.000,- per orang dan waktu tempuh +/- 1 jam.

Setibanya di Basecamp yang berbentuk rumah penduduk ini, kita bisa memulai packing untuk pendakian dan melakukan registrasi. Jangan lupa siapkan KTP asli dan uang Rp.5.000,- untuk retribusi. disini juga bisa santai-santai dulu, beli teh manis hangat dan makan nasi rames.

Memulai Pendakian, 06 Sept 2013
Berjalan melewati tapak aspal menuju gapura (+/- 10 menit) kemudian berbelok ke kanan melewati sungai/kali yang kering dan melalui ladang penduduk serta barisan pohon pinus yang cukup rindang. Perjalanan memakan waktu +/- 1 Jam untuk mencapai pos I (Pondok Gembirung) dengan bangunan yang berdinding seng dengan jendela kawat.

Beristirahat sejenak kemudian melanjutkan perjalanan menuju pos II (Pondok Walang) yang memakan waktu +/- 1 jam 30 menit. Medan pendakian mulai stabil menanjak. Pos II ini tidak terdapat bangunan layaknya Pos I tadi, hanya terdapat lahan yang cukup luas yang bisa memuat 3-4 tenda berkapasitas 4 orang.

Perjalanan dilanjutkan lagi dengan jalur yang masih menanjak tanpa ampun. Setelah +/- 50 menit berjalan, sampailah di Pos III (Pos Cemara) yang serupa dengan pos II namun dengan lahan yang lebih kecil, hanya memuat 2-3 tenda.

Menuju Pos IV (Samarantu), waktu dan jarak tempuh semakin berkurang kira-kira dalam waktu 30-40 menit. Pos ini memang cukup menggoda untuk bermalam karena memiliki lahan yang datar dan cukup luas. Namun sangat tidak disarankan untuk bermalam disini karena cukup angker menurut penduduk lokal dan para pendaki lainnya. Bukannya tidak boleh dan tidak bisa, hanya saja tidak disarankan.

Dari pos IV menuju pos V (Pos Air) memakan waktu +/- 30 menit. Di Pos ini mungkin tempat yang layak untuk bermalam karena ketersediaan air dan sudah cukup mendekati puncak dan kami-pun bermalam disini karena memang sudah pukul 8 malam saat itu. Terdapat bangunan berdinding seng yang bisa dihuni dan lahan yang cukup luas untuk mendirikan tenda. Air yang tersedia disini tidak terlalu baik saat musim kering, jadi tetap saja harus berjaga membawa air dari bawah.

Menuju puncak, 7 Sept 2013


Terbangun dipagi hari menghirup udara yang begitu sejuk dengan indahnya ciptaan Allah SWT. Sambil menunggu yang lain bangun, seduh-seduh kopi, susu dan teh menjadi pembuka menu untuk menghangatkan tubuh. Pukul 09.00 perjalanan dilanjutkan.

tidak terlalu banyak tenaga terkuras menuju Pos VI, karena perjalanan dilakukan tanpa beban dipundak dan jarak-pun sangat dekat, hanya +/- 20 menit untuk sampai ke Pos yang sempit ini dan tidak ada lahan untuk mendirikan tenda.

Dari pos VI menuju pos VII pun juga tidak jauh, +/- 20 menit lagi. Pos ini biasa dijadikan tempat bermalam juga yang memiliki bangunan berdinding seng dan lahan datar yang cukup luas. beristirahat sejenak sebelum memulai perjalanan menuju jalur puncak yang berbatu dengan total waktu tempuh +/- 2 jam.

Menuju pos VIII jalur mulai sempit dan vegetasi-pun semakin merendah. Batas vegetasi pada pos IX (plawangan) menjadi pintu jalur bebatuan menuju puncak.

Selepas Plawangan lintasan semakin menarik sekaligus menantang, selain pasir dan bebatuan sedimentasi lahar yang mudah longsor pada sepanjang lintasan, di kanan kiri terdapat jurang dan tidak ada satu pohon pun yang dapat digunakan sebagai pegangan.

Dari Plawangan sampai di puncak dibutuhkan waktu 30- 60 menit. Terlihat jelas kemegahan atap provinsi Jawa Tengah yang indah dengan birunya langit dan putihnya awan yang membentang serta hamparan kaldera yang sangat luas dan menakjubkan, yang biasa disebut dengan Segoro Wedi. (ydt)

No comments:

Post a Comment