Pulau Weh, Awal Dari Indahnya Indonesia

Pulau Weh
Bicara tentang Aceh pasti terlintas oleh sebuah kenangan pahit yang menimpa daerah itu beberapa tahun lalu, Tsunami. Mengerikan memang, gelombang dahsyat yang meluluhlantahkan seluruh pesisir barat Aceh teraebut memakan korban sedikitnya 10.000 orang. Namun kini perlahan kenangan pahit tersebut mungkin sudah mulai bisa dilupakan. Sejuta pesona keindahan Aceh memang tak dibisa dipungkiri lagi. Keindahan dunia bawah lautnya yang sangat memanjakan diri, khususnya di Pulau Weh.

Pulau Weh yang terletak di utara Aceh ini merupakan titik paling barat wilayah Indonesia. Dengan tugu 0 (nol) kilometernya sebagai penanda bahwa dari sini lah ujung barat Indonesia. Pulau yang memiliki nama lain Sabang ini merupakan pelabuhan bebas. Meskipun kontur wilayahnya yang berbukit-bukit, namun justru keindahan bawah lautnya yang sangat indah. Selain itu pantai-pantai yang terhampar mengelilingi Pulau ini. Sebut saja Pantai Gapang, Iboih, Anoe Itam, Pantai Sumur Tiga, dan Pantai Kasih yang merupakan pantai-pantai cantik favorit tujuan wisatawan khususnya para backpacker dari penjuru dunia.



Jalan baru dari dan ke Pelabuhan Balohan, Sabang
Rubiah Tirta Divers yang recomended


Selain itu, bagi pecinta diving kita bisa menuju Iboih atau Gapang yang menjadi surganya para divers. Bagi yang belum memiliki "diving license" jangan takut, kita bisa mencoba olahraga selam ini dengan paket Fun Dive yang nantinya akan dipandu oleh para instruktur berpengalaman dari masing-masing operator diving.

Untuk mencapai pulau ini tidaklah sulit. Dari Banda Aceh kita bisa ke pelabuhan Ulee Lee ke pelabuhan Balohan, Sabang (Pulau Weh). Jadwal kapal ferry untuk menyeberang ke Pulau Weh ialah sebagai berikut :
Kapal cepat (Expres Bahari): setiap hari; ekonomi (Non AC; Rp 55.000), eksekutif (AC; Rp 65.000), VIP (AC + Snack; Rp 85.000); 45 menit; dari Balohan (Sabang) pk 8.00 dan 14.30, dari Ulhee-lee (Banda) pk 9.45 dan 16.00 (Jumat pk 16.30).
Kapal lambat (BRR): setiap hari; ekonomi (Rp 18.500), bisnis (Rp 27.500), eksekutif (Rp 36.500); 1,5 jam. Senin, Selasa, Kamis, Jumat: dari Balohan pk 8.00, dari Ulee-lee pk 14.00. Rabu, Sabtu, Minggu: dari Balohan pk 8.00 dan pk 14.00, dari Uleei lhee pk 11.00 dan pk 16.00
Tarif penyeberangan dari/ke Sabang


Papan informasi wisata di Sabang
Keadaan Kapal penyeberangan ke Pulau Weh
Tidak ada transportasi lain dari Pelabuhan Balohan ke mana-mana, kecuali mobil "Colt", becak motor, dan ojeg. Colt adalah yang termurah, dengan tarif: Balohan – Kota Sabang Rp 15.000, Balohan – Gapang/Iboih Rp 50.000. Sesampainya di penginapan, ada baiknya menyewa kendaraan untuk berkeliling ke berbagai objek wisata di pulau ini.

Untuk penginapan, ada banyak pilihan tempat selama berada di sana. Yang pertama dan paling recomended tentu saja Iboih. Di sini memang surganya para backpacker yang datang ke Pulau Weh untuk dijadikan sebagai 'basecamp' selama berada disini. Dengan kontur wilayah berbukit dan langsung menghadap ke laut serta berseberangan dengan pulau Rubiah. Jadi tinggal loncat aja dari penginapan dan langsung berenang di laut yang menyimpan surga di bawahnya. Bicara tentang Pulau Rubiah, sebenarnya pulau ini menyimpan sejuta cerita menarik lain. Akan ada ulasannya pada postingan selanjutnya.


Pantai Sumur Tiga
View dari penginapan 'Green House'
Selain banyak penginapan murah, Iboih amatlah nyaman dan menenangkan. Kebetulan waktu berkunjung ke sana kami menyewa penginapan "Green House" yang kami rasa cukup murah harganya. Lokasi penginapan yang cukup ideal lainnya tentu saja di pantai Gapang. Sama seperti Iboih yang langsung menghadap ke laut namun lebih landai konturnya pantainya. Untuk urusan perut, baik di Gapang maupun Iboih sangat manusiawi kok. Banyak rumah makan dan warung kelontong dengan harga normal.

Dibalik keindahan pulau Weh ini khususnya di Iboih, Rubiah dan sekitarnya, terdapat sejumlah pantangan pada hari-hari tertentu. 'Hari Pantangan Melaut' namanya. Tentu aturan tersebut wajib dipatuhi oleh semua orang yang berada disitu termasuk wisatawan. Pada hari yang ditetapkan sebagai 'Hari Pantangan Melaut' dilarang untuk melakukan aktivitas seperti : snorkeling, menyelam, dan memancing (baik dari darat maupun di laut). Sedangkan tapal batas pelarangan mencakup : Ujung Seu Gawan yang berada di Barat sampai Batee Dua Gapang yang berada di Timur. Inilah beberapa hari yang termasuk dalam 'Hari Pantangan Melaut': 
  • Hari Kamis mulai jam 19:00 sampai hari Jumat jam 14:00
  • Hari Raya Puasa (24 jam) jangan pernah ke Iboih pada bulan Ramadhan.
  • Hari Raya Haji (24 jam)
  • Kenduri Laot ( 3 x 24 jam)
  • Hari Tsunami (jam 06:00 – 12:00) tgl 26 Desember
  • Hari Raya Kemerdekaan (jam 06 :00 – 12:00) tgl 17 Agustus
Papan pemberitahuan "Hari Pentangan Melaut"

Mie Telor dan Sate Gurita yang nikmat
Ohiyaa, di Pulau Weh gak cuma wisata alamnya aja yang menarik. Wisata kota pada malam harinya juga ngga kalah lho. Banyak muda-mudi yang sekedar berkumpul menghabiskan malam dan berbaur dengan para wisatawan khususnya pada akhir pekan. Tepatnya di pusat kota Sabang, banyak tempat tongkrongan serta rupa-rupa jajanan yang menghidangkan makanan khas daerah setempat.  (msr)
"Pulau Weh, memang tiada duanya untuk sebuah awal keindahan Indonesia yang terbentang dari ujung paling barat sampai timur."
 Sedikit info budget selama berada di sana:
  • Banda Aceh-Pelabuhan Ulee Lheue naek Bentor aja = 250.000
  • Kapal cepat KM.Bahari PP = 130.000 (ada harga pelajar/tunjukin KTM atau Kartu Pelajar)
  • Sewa mobil keliling pulau = 400.000
  • Sewa sepeda motor = 50.000
  • Penginapan Pak Ayub = 250.000 / malam
  • Penginapan Eric = 200.000 / malam ( 2 kamar Non AC, bisa diisi 4-6 orang)
  • Sewa kapal ke Rubiah PP + hoping island sekalian snorkeling = 200.000 
  • Sewa alat snorkeling Pak Jack = 35.000 
  • Guide untuk snorkeling = 100.000 (untuk 1 hari) 
  • Fun Diving = 400.000an
 

Jalan menuju Bunker Jepang
 


Pulau Rubiah
 






Pantai Gapang





Bunker Jepang yang berada di sebelah pantai Anoe Itam
Tugu Nol Kilometer Indonesia, Sabang
Tugu Nol Kilometer Indonesia, Sabang








 


 
 


Sejarah naik haji Indonesia, berawal dari sini
Bunker Jepang

No comments:

Post a Comment