Paduan Sempurna Antara Sejarah dan Keindahan di Pulau Rubiah


Pada artikel sebelumnya, saya berjanji untuk mengulas tentang Pulau Rubiah yang berada di Sabang, Aceh. Tidak banyak literatur tertulis yang bisa didapat mengenai keberadaan pulau ini. Namun berdasarkan sumber yang kami dapat, Pulau Rubiah berasal dari nama Nyak Rubiah, satu calon jemaah haji yang meninggal saat kapal yang akan menuju ke Mekkah karam. Mengingat mulai pada tahun 1920-an pulau ini menjadi tempat karantina calon jamaah haji Indonesia sebelum diberangkatkan ke tanah Mekkah.

Tapi ada sumber lain menyebutkan bahwa konon menurut legenda, dahulu kala hidup pasangan suami-istri yang hidup di Pulau Weh. Sang suami bernama Iboih sedangkan istrinya bernama Rubiah. Mereka hidup rukun sebagai keluarga bahagia hingga pada saat tertentu terjadilah sebuah pertengkaran hebat diantara keduanya. Pada saat itu, Ibu Rubiah memelihara seekor anjing untuk menemaninya. Namun sang suami tidak setuju terhadap peliharaan Ibu Rubiah itu. Maka Iboih yang sudah naik pitam mengusir Rubiah dari pulau Weh dan diasingkan di pulau yang sekarang bernama Pulau Rubiah.
Bangunan tua bekas karantina jamaah haji pada masa lalu
Dibalik legenda tersebut, berdasarkan fakta sejarah yang ada di pulau Rubiah, dari sinilah cikal bakal perjalanan haji dari Indonesia pada tahun 1920-an. Di pulau inilah terdapat asrama haji pertama di Indonesia. Jadi sebelum diberangkatkan ke Tanah Suci Mekkah, hampir semua jamaah haji yang berasal dari Indonesia di karantina terlebih dahulu di pulau ini. Hal ini dibuktikan dengan banyak terdapatnya bangunan bekas asrama yang digunakan oleh jamaah haji pada masa itu. Mengingat posisi pulau ini yang berada di ujung paling barat Indonesia, jadi cukup masuk akal mengapa setiap jamaah haji Indonesia pasti ke pulau ini terlebih dulu sebelum berangkat ke Tanah Suci.

Selain bangunan tua bekas asrama haji pada masa lampau, di pulau ini juga terdapat 44 makam keramat. Makam-makam tersebut adalah makam dari beberapa orang yang dituakan di Aceh maupun di pulau Weh. Nah salah satunya ialah Makam Nyak Rubiah. Posisi makam-makam keramat ini berada di tengah-tengah pulau. Namun kondisinya sekarang agak kurang diperhatikan dan sangat tidak terawat, sayang sekali.

Disamping sejarahnya yang cukup melekat di pulau Rubiah, keindahan pulau ini bisa dibilang tak tertandingi sob. Khususnya biota laut dan pantainya yang masih alami. Taman laut pulau Rubiah ini sangat menakjubkan sehingga sangat cocok dikunjungi saat kita berada di Sabang, Pulau Weh. Aneka jenis ikan dan terumbu karang hidup berdampingan dengan lucunya. Kebersihan di kawasan pulau ini juga sangat terjaga. Oleh karenanya, tidak salah jika kawasan pulau ini menjadi salah satu destinasi para penyelam jika berkunjung kesini. Atau kalau hanya untuk snorkeling saja juga sangat 'worth it' kok.

Lokasi pulau Rubiah ini terletak hanya beberapa kilometer dari Iboih, Pulau Weh. Jadi untuk menuju kesini tidaklah sulit, tinggal menyewa perahu yang berada di dermaga Iboih dengan jarak tempuh sekitar 15-20 menit saja. Untuk akomodasi tidaklah sulit. Dijelaskan pada artikel sebelumnya, kita bisa menginap di Iboih. Banyak pilihan penginapan disana dengan pilihan harga yang bervariasi. (msr)




 








No comments:

Post a Comment