Takkan pernah habis cerita tentang gunung di indonesia, khususnya di Pulau Jawa. Kali ini ialah Gunung Lawu, gunung yang berdiri kokoh di perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur ini banyak menyimpan sejuta keindahan. Selain eksotisme yang tak ternilai harganya, gunung ini juga memiliki legenda yang cukup tenar bagi masyarakat Jawa. Gunung ini diyakini sebagai tempat bertapanya Raden Brawijaya atau biasa dikenal dengan Sunan Lawu dan dipercaya sebagai penguasa seluruh makhluk yang ada di kawasan ini. Di gunung yang mempunyai kawah yang bernama Kawah Condrodimuko ini terdapat beberapa tempat keramat diantaranya Sendang Drajat, Argo Dalem, Argo Dumilah, Pasar Dieng, Batu Tugu "Punden Berundak", Lumbung Selayur, Telaga Kuning dan masih banyak lagi. Sehingga tidak heran jika gunung ini kerap dikunjungi orang-orang yang bermaksud ziarah bahkan meditasi hingga bertapa pada tanggal-tanggal tertentu. Jumlahnya pun bisa sampai ratusan orang.
Disarankan bagi pendaki yang benar-benar ingin menikmati alam untuk tidak mengunjungi Gunung Lawu pada tanggal-tanggal yang dikeramatkan khususnya oleh masyarakat Jawa, misalnya tanggal 1 Suro. Kecuali bagi anda yang ingin melihat sisi lain dari sejuta misteri yang tersimpan di Gunung Lawu. Gunung Lawu menyimpan misteri pada masing - masing dari tiga puncak utamanya dan menjadi tempat yang dimitoskan sebagai tempat sakral di Tanah Jawa. Harga Dalem diyakini sebagai tempat pamoksan Prabu Brawijaya Pamungkas, Harga Dumiling diyakini sebagai tempat pamoksan Ki Sabdopalon, dan Harga Dumilah merupakan tempat yang penuh misteri yang sering dipergunakan sebagai ajang menjadi kemampuan olah batin dan meditasi. Sehingga bagi setiap pendaki yang ingin mencoba mendaki gunung ini disarankan untuk memahami berbagai larangan dan aturan tidak tertulis baik sifatnya perbuatan maupun perkataan.
Untuk jalur pendakiannya, Gunung yang
berketinggian 3.265 mdpl ini sebenarnya memiliki 5 jalur pendakian.
Namun yang paling populer di kalangan pendaki hanya 3 jalur yakni
jalur Cemoro Sewu (Jawa Timur), Cemoro Kandang (Jawa Tengah), dan
Candi Cetho (Jawa Tengah). Tetapi jalur Candi Cetho ini cenderung
lebih sulit dilalui dikarenakan beratnya medan dan jarak tempuh yang
lebih lama sehingga butuh kemampuan mental dan fisik yang mumpuni.
Sehingga dengan keadaan seperti ini, praktis hanya jalur Cemoro Sewu
dan Cemoro kandang yang paling ramai dilalui dibanding jalur Candi
Cetho.
Jalur Candi Cetho, Jawa Tengah
Terletak di Desa Gemeng, Kecamatan
Jenawi, Kabupaten Karang Anyar Jawa Tengah dan berada pada ketinggian
1400 mdpl. Untuk mencapai gerbang pendakian Candi Cetho, dari kota
Solo bisa dilanjutkan ke terminal bis Karanganyar dengan angkutan
umum. Setelah itu, berganti angkutan dengan bis kecil menuju terminal
Karangpandan lalu turun di desa Kemuning. Dari sini bisa menggunakan
ojek untuk menuju Candi Cetho yang berjarak sekitar 5 km.
Jalur Cemoro Sewu, Jawa Timur
Terletak di kecamatan Plaosan,
Kabupaten Magetan Jawa Timur ini
merupakan jalur yang paling sering digunakan untuk pendakian.
Panjangnya 6.5 km sehingga biasanya hanya diperlukan waktu sekitar
6-7 jam pendakian. Diawali dengan hutan pinus dan akasia di sisi kiri
dan kanan sampai pada ketinggian 3.000 mdpl. Di jalur ini akan
melewati 4 buah pos pada ketinggian 2.100 m, 2.300 m, 2.500 m dan
sampai di pos IV dengan ketinggian 2.800 mdpl dengan waktu 4 - 5 jam.
Setelah pos IV ini pepohonan mulai rendah sampai kita harus menyusur
punggungan, jalannya berupa tanah mendatar dan di sisi kanan terdapat
jurang.
gerbang jalur pendakian Cemoro Sewu |
sumber mata air Sendang Drajat |
Jalur Cemoro Kandang, Jawa Tengah
Jalur yang panjangnya sekitar 12 km
juga paling sering digunakan untuk pendakian, karena tidak terlalu
menanjak dan pemandangannya sangat indah. memulai perjalanan melalui
hutan akasia dan pinus dengan kondisi jalan berbatu kurang lebih 1,5
jam, kita sampai pada Pos I Taman
Sari bawah. Kemudian kita melewati jalan tanah dari hutan
cemara dan pinus selama sekitar 30 menit akan menemui Pos
II Taman Sari Atas. Dari sini kita masih melewati hutan dan
menyisir bukit, setelah perjalanan selama 2,5 jam kemudian kita
sampai di pos III Penggik (2.760 m dpl). Dari pos Penggik ini kita
menuju ke Pos IV Cokrosuryo dengan
melewati hutan, kemudian menyisir bukit, di sebelah kiri kita adalah
jurang, waktu yang dibutuhkan sekitar 1,5 jam.
Akses transportasi umum baik menuju
Cemoro Sewu maupun Cemoro Kandang tidaklah sulit. Dari Kota Solo
(terminal bis) bisa menggunakan bis besar menuju terminal
Tawangmangu, lalu dilanjutkan dengan menumpang angkutan kecil menuju
Cemoro Sewu ataupun Cemoro Kandang (satu arah perjalanan). Selain
wana wisata pendakian gunung Lawu, pendaki/wisatawan juga disuguhkan
dengan objek-objek wisata lainnya di sekitar Gunung Lawu. Misalnya
Candi Sukuh, Candi Cetho, air terjun Grojogan Sewu, daerah wisata
Sarangan dan masih banyak lagi yang patut di kunjungi. Oleh karena
itu, tunggu apalagi bagi anda penggemar wisata bertualang sekaligus
sejarah untuk mendaki gunung Lawu. Selain memiliki pesona keindahan
alamnya, kawasan gunung Lawu juga mempunyai destinasi yang edukatif
akan sejarah dan ilmu pengetahuan.
-Salam lestari-
Kebersamaan yang takkan lekang oleh waktu |
No comments:
Post a Comment