Gunung Guntur, keunikan panorama alam di Garut

Gn. Guntur
Kota Garut memang menyimpan keindahan alam yang tak ada habisnya. Selain Gunung Papandayan dan Cikuray yang sudah cukup dikenal, masih ada satu lagi gunung indah di sana. Gunung Guntur atau biasa disebut warga setempat gunung Gede. Gunung ini memiliki ciri khas yang cukup unik dibandingkan gunung lainnya di Garut. Dengan kontur yang berpasir dan berbatu serta hanya ditumbuhi rumput ilalang (sabana) yang cukup tinggi, tetap menyimpan pesona keindahan begitu kita berada di puncaknya.

Gunung yang terletak di Kampung Dukuh Desa Pananjung, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut ini merupakan gunung api yang masih aktif meskipun aktivitas vulkaniknya cenderung menurun hingga kini. Namun pada tahun 1800 an, gunung ini merupakan gunung berapi paling aktif di Kota Garut dan letusan terbesarnya terjadi pada tahun 1840.

Gunung yang memiliki ketinggian 2.249 mdpl ini mempunyai daya tarik yang berupa medan gunung yang menantang, lembah, air terjun, sungai, panorama alam dan kawah. Gunung Guntur memiliki kemiringan yang sangat curam dan material tanah berupa tanah pasir berbatu. Untuk stabilitas tanahnya wilayah ini tergolong labil, dengan tingkat kelongsoran tanah yang tinggi dan daya serap tanah yang cukup. Hal ini diperparah dengan pengrusakan yang dilakukan oleh para penambang pasir ilegal di kaki gunung ini. Terlihat betapa tandusnya kawasan kaki gunung ini sebagai akibat dari penambangan pasir tersebut.
Pemandangan dari puncak G. Guntur, terlihat G. Cikuray
Untuk mencapai kawasan ini, para pendaki dapat melakukannya dari sisi selatan gunung Guntur tepatnya melalui kampung Citiis. Jarak tempuh pendakiannya sendiri memakan waktu kurang lebih 3- 4 jam pendakian dari kampung Citiis. Jika anda dari arah Bandung atau Jakarta, cukup menggunakan bus jurusan Garut lalu turun di gapura kampung Citiis.

Sesampainya di depan gapura, bisa dilanjutkan dengan berjalan kaki ke arah utara yang memakan waktu sekitar 1 jam perjalanan sampai ke air terjun Citiis atau dengan menumpang truk pengangkut pasir yang mulai beroperasi pukul 05.00 pagi sampai tempat penambangan pasir di kaki gunung ini. Apabila anda berasal dari arah lain, terminal Kota Garut dapat menjadi acuan untuk mencapai kawasan ini. Dari sana anda dapat menggunakan angkutan kota dengan tarif sekitar Rp. 4.000,- dan memakan waktu hanya 30 menit sampai gapura kampung Citiis.
Air terjun Citiis
sumber foto : http://www.yptravel.com/tag/air-terjun-citiis
Kawah
Jalur yang cukup curam
Begitu sampai di air terjun Citiis, kita bisa melanjutkan pendakian menuju puncak gunung Guntur. Jalurnya cukup jelas tapi dianjurkan tetap waspada karena medan yang tergolong cukup sulit. Selain itu, disarankan memulai pendakian sejak pagi-pagi sekali untuk menghindari teriknya matahari saat pendakian. Begitu sampai di puncak bayangan, terhampar dataran yang cukup luas untuk mendirikan tenda tempat kita bermalam. Di sinilah kita dapat menikmati keindahan Kota Garut pada malam hari hingga pagi menjelang dengan sunrise nya yang indah.

Tetapi diingatkan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap barang-barang bawaan anda. Berdasarkan pengalaman penulis, saat melakukan pendakian kami sempat kehilangan barang berupa Trangia/alat masak yang ditinggal pada waktu kami muncak. Semoga dengan ini dapat menjadi pelajaran bagi para pendaki lainnya saat berada di Gunung Guntur. Selain itu, jangan lupa untuk tetap bijak kepada alam, tetaplah menjadi pendaki yang sadar akan lingkungan dengan tidak meninggalkan sampah atau apapun di manapun tempat yang kalian singgahi.

Salam lestari
Sunset di puncak G. Guntur

Sabana seluas mata memandang


Camping Ground

9 comments:

  1. wah ternyata pengalaman nya hapir sama dengan saya tapi mimin lebih beruntung,karena hanya kehilangan trangia.
    sedangkan saya kehilangan 2 buah kompor MSR WISHPERLITE lengkap dengan 2 buah fuel bottle nya,Tenda Mountain Hardwear trango4,Beserta peralatan lenong yang ada di dalam tenda.
    dan parahnya lagi saya dan teman-teman hanya di sisakan sebuah teflon trangia,

    tapi kami semua masih bersyukur karena tenda TNF Mountain 25 milik teman saya masih selamat beserta peralatan yang ada di dalamnya.

    dan kami sempat mencurigai bahwa pencurinya adalah orang yang berpapasan dengan rombongan kami,ketika kami dalam perjalanan summit attack.


    jadi jangan tinggalkan apapun selain jejak :D

    ReplyDelete
  2. hhahahaaa.......serius Mas?

    kalo menurut saya, pelakunya yaa orang lokal di sekitar situ (tanpa bermaksud men-judge sembrangan).

    yaaaah meskipun jengkel dan kesal, paling tidak bisa dijadikan pelajaran untuk kedepannya, oleh karena itu saya share disini supaya tidak terjadi hal yg sama kepada pendaki lainnya, amiiiin.

    ReplyDelete
  3. Beneran mas,itu kejadiannya waktu bulan agustus 2010.

    mungkin mereka tau kalo saya bukan orang garut,
    makanya mereka berani berbuat seperti itu,ya maklum lah saya orang seberang (sulawesi).

    tapi saya tetap ikhlas dan berfikir positif karena semua ini hanya titipan dari Yang Maha Kuasa,termasuk seluruh jagadraya ini.

    ReplyDelete
  4. thanks buat penulis. jadi tertarik menapakan jejak kaki di gunung guntur.
    dan sebuah pelajaran berharga buat saya untuk tidak meninggalkan barang apapun.

    salam rimba

    ReplyDelete
  5. Siap, mari kita terus mengeksplorasi keindahan alam yang ada di Indonesia dan juga harus menjaga bawang bawaan kita agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diingikan nantinya. *

    ReplyDelete
  6. Abu Sagara12 March, 2014

    saya koreksi ya om, Kampung Citiis ada di sebelah timur Gunung Guntur, jadi kita berjalan ke arah barat.
    Sama Foto curugnya. itu bukan curug Citiis, tapi Curug orok yang okasinya di Cikajang-Garut :)

    ReplyDelete
  7. terima kasih atas informasi dan koreksinya. kami berharap untuk kedepan kita terus saling mengkoreksi untuk lebih baik lagi. salam petualang. **

    ReplyDelete
  8. Alhamdulillah kemarin saya kesana ngk terjadi apa"..

    ReplyDelete
  9. Suasana pengunungan disana sepertinya enak buat liburan. Nice view..

    ReplyDelete